bahasa dalam linguistik

PENGERTIAN BAHASA

Kata Bahasa dalam Bahasa Indonesia memiliki lebih dari satu makna, sehingga seringkali membingungkan. Untuk jelasnya perhatikan pemakaian kata Bahasa dalam kalimat-kalimat berikut.

  1. Dika belajar Bahasa Ingris, Nita belajar bahsa Jepnag.
  2. Manusia memiliki Bahasa, sedangkan binatang tidak.
  3. Hati-hati bergaul dengan anak yang tidak tau Bahasa itu!
  4. Dalam kasus itu ternyata lurah dan camat tidak mempunyai satu bahas ayang sama.

Kata Bahasa pada kalimat (1)jelas menunjuk pada bahasa tertentu. Jadi menurut peristilahan de Saussure adalah sebuah language. Pada kalimat (2) kata Bahasa menunjuk Bahasa pada umumnya. Jadi suatu language pada kalimat (3) kata Bahasa Bahasa berarti sopan santun. Padakalimat (4) kata Bahasa bererti kebikjasanaan dalam bertindak. Dengan demikian, yang dimaksud Bahasa adalah suatu lambang bunyi aynag arbitrer ayng digunakan oleh para anggota kelompok social untuk bekerja sama, berkomunikasi diri. Sebagai alat komunikasi manusia, Bahasa adalah suatu system yang bersifat sistematik dan sekaligus sistemis. Yang dimaksud denagan sistemis adalah bahwa bahsa itu bukan sustu system tunggal, melainkan terdiri pula dari beberapa subsistem fonologi, subsistem morfologi, subsistem sintaksis, dan subsistem sematik.

Ilmu Bahasa dinamakan linguistik. Kata linguistik berasal dari kata latin lingua. Linguistik modernberasal dari sarjana swis Ferdinand de Saussure. De Saussure membedakan langue dan langage. Ia membedakan juga parole dari kedua istilah tersebut. Bagi desaussure, langue adalah salah satu bahasa ( misalnya Bahasa prancis,Bahasa Inggris atau Bahasa Indonesia) sebagai sutu system. Sebaliknya langage berarti Bahasa sebagai sifat khas makhluk manusia, seperti dalam ucapan “manusia memiliki Bahasa, binatang tidak memiliki Bahasa” Parole adalah Bahasa sebagaimana dipakai secara konkret. Ilmu linguistic sering disebut linguistic umum, artinya linguistic tidak hanya menyilidiki salah satu bahasa saja, tetapi linguistic itu menyangkut Bahasa pada umumnya. Dengan memakai istilah de Saussure, dapat dirumuskan bahwa linguistik tidak hanya meneliti salah satu langue saja, tetapi juga langage, yaitu Bahasa pada umumnya.

 

HAKIKAT BAHASA

  1. Bahsa sebagai system

Kata system berate ‘cara’ atau ‘aturan’. Dalam kaitan dengan keilmuan, system berate susunan teratur bepola yang membentuk suatu keseluruhan yang bermakna atau berfungsi. Kalu kita perhatikan kata-kata berikut.

(1) Olehe mlebu metu lawing buri.

(2) Bolehnya masuk keluar pintu belakang.

Kita secara intuisi, sebagai penutur Bahasa Jawa akan tahu bahwa deretan contoh (1) adalah sebuah kalimat Bahasa jawa karena tersusun dengan benar menurut pola aturan kaidah Bahasa Indonesia. Sebaliknya contoh (2) bukan kalimat Bahasa Indonesia karena tidak terssusun menurut pola aturan atau system Bahasa Indonesia.

  1. Bahasa sebagai lambing

Kaat lambing sering dipadankan dengan kata symbol denagan pengertian yang sama. Untuk mengenal lambang Bahasa yang berupa bunyi-bunyi itu, kita harus mempelajarinya. Kebetulan saja dalam Bahasa Indonesia untuk konsep ‘binatang berkaki empat yang biasa dikendarai’ dilambangkan berupa bunyi [ kuda] karena dalam Bahasa lain, lain pula lambangnya. Dalam Bahasa jawa lambangnya adalah beupa bunyi [ jaran ], dan dalam Bahasa Inggris berupa bunyi yang ditulis [ horse ].

  1. Bahasa adalah bunyi

Pada prinsipnya, Bahasa adalah suatu system lambang bunyi. Jadi, system Bahasa itu berupa lambang yang wujudnya berupa bunyi. Yang dimaksud bunyi pada Bahasa yang atau yang termasuk lambang Bahasa adalah bunyi-bunyi yanag dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bunyi yanag tidak berasal dari alat ucap manusia tidak dinamakan bunyi. Hakikat Bahasa adalah bunyi atau Bahasa lisan dapat kita saksikan sampai saat inibanyak sekali Bahasa sidunia ini temasuk di Indonesia yang hanya mempunnyai Bahasa lisa, tidak punya Bahasa tilis karena Bahasa-bahasa tersebut tidak atau belum mengenal system aksara.

  1. Bahasa itu bermakna

Yang dilambangkan Bahasa itu adalah suatu pengertian, konsep, ide atau suatu pikiran yang ingindisampingkan dalam wujud bunyi. Oleh ksrens lambangitu mengacu suatu konsep. Ide, atau pikiran, maka dapat dikatakan bahwa Bahasa itu mempunyai makna. Misalnya lambing Bahasa yang berwujud bunyi [ kuda ]. Lambang ini mengacu pada konsep ‘sejenis binatang bekaki empat yang biasa dikendarai’

Lambang-lambang bunyi bahassa yang bermakna itu di dalam Bahasa berupa satuan-satuan Bahasa yang berwujud morfem, kata, frase, klausa, kalimat, dan wacana. Semua satuan itu memiliki makna. Oleh karena Bahasa itu bermakna, maka segala ucapan yang tidak mempunyai makan dapat disebutbukan Bahasa.

  1. Bahasa itu arbitrer

Kata arbitrer itu bisa diartikan ‘sewenangwenang, berubah-ubah, tidak tetap, mana suka’ Yang dimaksud arbitrer adalah tidak ada hubungan wajib Antara lambang Bahasa (yang berwujud bunyi) dengan konseo atau pengertian yang dimaksud oleh lambang tersebut. 2. Bahasa sebagai lambing

  1. Bahasa itu konvensional

Bahasa itu konvensional artinya semua anggota masyarakat Bahasa itu mematuhi konvansi bahwa lambang tertentu itu digunakan untuk mawakili konsep yang diwakilinya.

  1. Bahasa itu produktif

Abhas adikatakan produktif maksudnya meskipun unsur-unsur Bahasa itu terbatas, tetapi dengan unsur-unsur yang jumlahnya terbatas itu dapat dibuat satuan-satuan Bahasa yang jumlahnya tidak terbatas.

  1. Bahasa itu unik

Bahasadikatakan unik artinya setiap Bahasa mempunyai ciri khas sendiri yang tidak dimiliki oleh Bahasa lainya.

  1. Bahasa itu universal

Bahasa bersifat universal artinya ada ciri-ciri yang sama yang dimiliki olehsetiap Bahasa yang ada didunia ini.

  1. Bahasa itu dinamis

Bahasa adalah satu-satunya mailik manusia yang tidak pernah lepas dari segala kegiatan manusia. Perubahan Bahasa bias terjadi dalam semua tataran, baik fonologi, morfologi, sintaksis, semantic, mauoun leksikon.

  1. Bahasa itu bevariasi

Mengenai variasi Bahasa itu ada tiga istilah yang perlu diketahui, yaitu idiolrk, dialek, dan ragam. Idiolek adalh variasi atau ragam Bahasa yang bersifat perseorangan. Dialeg adalah variasi yang digunakan oleh sekelompok anggota masyarakat pada suatu tempat atau suatu waktu.

  1. Bahasa itu manusiawi

Alat komunikasi manusia yang namanya Bahasa adalah bersifat manusiawi, dalam artihanya milik manusia dan hanya dapat digunakan oleh manusia. Alat komunikasi binatang besifat terbatas, dalam arti hanya digunakan untuk keperluan hidup “kebinatanganya” itu saja.

SATUAN-SATUAN BAHASA

  1. Fonem

Bunyi bahasa yang minimal yang membedakan bentuk dan makna kata dinamakan fonem. Dalam ilmu bahasa, Fonem ditulis diantara dua garis miring /…./. jadi dalam Bahasa jawa /p/ dan /b/ adalah dua fonem karena kedua bunyi itu membedakan bentuk dan arti. Lihat contoh berikut.

Paku /paku/ : baku /baku/

Pupur /bedak/ : bubur /bubur/

  1. Morfem

Dalam bahasa ada bentuk (seperti kata) yang dapat “dipotong-potong” menjadi bagian yang lebih kecil sampai jika dipotong lagi, tidak mempunyai makna. Kata mencolot misalnya, dapat dipotong sebagai berikut.

N-pencolot

paN-colot

  1. kata

Kata adalah satuan Bahasa yang memiliki satu pengertian atau kata adalah deretan huruf yang diapit oleh dua buah spasi dan mempunyai satu arti.

 

  1. Frase

Frase adalah konstituen pengisi fungsi-fungsi sintaksis. Oleh karena itu, dapat dikatakan kelompok-kelompok kata dibawah ini merupakan frase.

Adhine nurlita lagi maca buku sejarah ing perpustakaan

S                           P               O                      K

  1. klausa

Yang dimaksud klausa adalah satuan sintaksis berupa runtutan kata-kata berkontruksi predikatif.

  1. Kalimat

Kalimat adalah satuan Bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh.

  1. Wacana

Wacana adalah satuan bahsa yang lengkap, sehingga dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi dan terbesar. Persyaratan gramatikal terpenuhi dalam wacana dapat dipenuhi kalau dalam wacana itu sudah tebina yang disebut kekohesian, yaitu adanya keserasian hubungan antar unsur-unsur.

PARADIKMA DALAM BAHASA

  1. telaah sinkronik dan diakronik

Ferdinand de Saussure membedakan telaah Bahasa secara sinkronik dan diakronik. Yang dimaksud sinkronik adalah mempelajaru Bahasa pada suatu kurun waktu tertentu saja. Misalnya mempelajari Bahasa Indonesia yang digunakan pada zaman jepan atau pada massa taunlima puluhan. Adapun diakronik adalah telaah Bahasa sepanjang massa, atau sepanjang zaman Bahasa itu digunakan oleh para penuturnya

  1. Langue dan Parole

Ferdinand de Saussure membedakan la langue dan la parole. Langue adalah salah satu Bahasa ( misalnya Bahasa inggris, Bahasa prancis, atau Bahasa Indonesia), sedangka parole adalah pemakaian atau realisasi langue oleh masing-masing anggota masyarakat Bahasa.

 

  1. Signifiant dan Signifie

Ferdinand de Saussure mengemukakan teori bahwa setiap tanda atau tanda _aradigmat dibentuk oleh dua buah komponen yang tidak teroisahkan, yaitu komponen _aradikmati dan signifie yang dimaksud _aradikmati adalah citra bunyi atau kesan psikologis bunyi yang timbul dalam pikiran kita. Adapun signifie adalah pengertian atau kesan makna yang ada dalam pikiran.

DASAR-DASAR FONOLOGI

Bidang linguistic yang mempelajari , manganalisis, danmembicarakan runtunan binyi-binyi disebut fonologi, yang secara etimologi terbentuk dari kata fon yaitu bunyi dan logi yaitu ilmu. Fonologi dibedakan menjadi foneti dan fonemik. Menurut urutan proses terjadinya bunyi Bahasa itu, foneti dibedakan menjadi tiga, yaitu.

  • Fonetik artikulatoris, adalah mempelajari bagaimana mekanisme alat-alat bicaramanusia bekerja dengan menghaasilkan bunyi Bahasa.
  • Fonetik akustik adalah mempelajari bunyi Bahasa sebagai peristiwa fisis atau fenomena alam.
  • Fonetik auditoris adalah mempelajari bagaimana mekanisme peneriamaan bunyi Bahasa itu oleh telinga kita.

DASAR-DASAR MORFOLOGI

Yang dimaksud morfologi adalah cabang linguistic yang mengidentifikasikan satuan-satuan dasar Bahasa sebagai gramatikal.morfem dapat dibedakan menjadi Sembilan, yaitu.

  • Morfem Bebas dan Morfem terikat
  • Morfem Utuh dan Morfem terbagi
  • Morfem Segmental dan morfem Suprasegmental
  • Morfem Beralomorf Zero
  • Morfem Bermakna Leksikal dan Morfem Tidak Bermakna Leksikal
  • Morfem dasar danMorfem Turunan
  • Morfem Tunggal dan Morfem Kompleks
  1. Morfem Konten dan Morfem Fungsi
  2. Morfem Infleksional dan Morfem derifarional

DASAR DASAR SINTAKSIS

Yang dimaksud sintaksis adalah tatabahasa yang membahas hubungan antarkata dalam tuturan. Adapun tuturan adalah apa yang dituturkan orang. Dengan demikian, pada dasarnya sintaksis itu berurusan dengan hubungan antarkata didalam kalimat.

  1. Struktur Sintaksis

Secara umum, stuktur sintaksis itu terdiri atas susunan subjek (S), predikat (P), objek(O), dan keterangan (K).

 

  1. Frase

Frase dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu.

  • Frase eksosentrik adalah frase yang komponen-komponennya tidak mempunyai perilaku sintaksis yang sama dengan keseluruhanya.
  • Frase endosentrik adalah frase yang salah satu unsurnya atau komponenya memiliki perilaku sintaksis yang sama dengan keseluruhanya
  • Frase koordinatif adalah frase yang komponen pembentuknya terdieri atas dua komponen atau lebih yang sama derajatnya dan secara potensial dapat dihubungkan oleh konjungsi koordinatif
  • Frase apositif adalah frase koordinatif yang kedua komponennya saling merujuk sesamanya, dan oleh karena itu urutan komponenya dapat dipertukarkan.
  1. Klausa

Klausa adalah satuan sintaksis berupa runtutan kata-kata berkontruksi predikatif.

  1. Kalimat

Kalimat adalah satuan Bahasa terkesil dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan pikiran yang utuh.

 

 

DASAR-DASAR SEMATIK

  1. Jenis-jenis makna
  • Makna Leksikal dan Makna Gramatikal
  • Makna Referensial dan Makna Nonreferensial
  • Makna Denotatif dan Makna Konotatif
  • Makna Konseptual dan Makna Asosiatif
  • Makna kata dan Makna Istilah
  1. Relasi Makna
  • Sinonim adalah hubungan semantik yang menyatakan adanya kesamaan makna antara satu satuan ujaran dengan satuan ujaran lainya.
  • Antonim adalah hubungan semantic antara dua buah satuan ujaran yang maknanya menyatakan kebalikan, pertentangan, atau kontras antara yang satu dengan yang lain.
  • Polisemi adalah sebuah kata atau ujaran mempunayai makna lebih dari satu.
  • Homonimi adalah dua buah kata atau satuan ujaran yang bentuknya “kebetulan” sama tapi maknanya tentu saja berbeda karena masing-masing merupakan kata atau bentuk ujaran yang berlainan.
  • Hiponimi adalah hubungn semantik Antara sebuah bentuk ujaran yang maknanya tercakup dalam makna bentuk ujaran yang lain.

DASAR-DASAR WACANA

  1. Wacana, Teks, Tekstur

Menurut Kridalaksana wacana adalah satuan Bahasa telengkap dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi dan terbesar. Adapun menurut hasan Alwi, wacana adalah rentetan kalimat yang berkaitan yang menghubungkan proposisi satu dengan proposisi lainya yang membentuk kesatuan.

  1. Jenis-jenis Wacana

Dari segi sarana penyampaian

  • Wacana lisan
  • Wacana tulis

Dari segi bentuk penyampaian

  • Wacan prosa
  • Wacana puisi
  • Wacana liris prosa
  • Wacana drama

Dari segi peranan penutur dan mitra tutur

  • Wacan dialog
  • Wacana monolog

Dari segi pengemasan materi yang akan disampaikan

  • Wacan eksposisi, yaitu wacana yang memaparkan sesuatu secara objektif dan secara global ( keseluruhan ).
  • Wacana deskripsi, yaitu wacana yang dilukiskan secara objektif itu dianalisis secara mendalam dan sistematis dari berbagai segi.
  • Wacana argumentasi, yaitu wacana yang menyatakan pendapatdisertai argumentasi.
  • Wacana narasi, yaitu wacana yang menseritakan kejadian secara kronologis.
  • Wacana persuasi, yatu wacana yang menyatakan ajakan, himbauan, harapan, saran, atau bujukan.

Dari segi strukturnya

  • Wacana dasar
  • Wacan luas
  • Wacana kompleks
  1. Kohesi ( Kepaduan bentuk : Leksikal dan Gramatikal )
  2. Koherensi ( Pertalian Makna )
  3. Konteks wacana

ALIRAN-ALIRAN DALAM LINGUISTIK

  1. Linguistik Tradisional
  2. Linguistik Zaman Yunani

Masalah pokok

  1. Pertentangan secara fisis ( alami ) dan nomos (Konvensi )
  2. Pertentangan antara analogi dan anomali
  • Kaum Sophis ( abad 5 SM )
  • Plato ( 429 – 347 SM )
  • Aristoteles ( 384 – 322 SM )
  • Kaum Stoik ( Abad 4 SM )
  • Kaum Alexandria
  1. Zaman Romawi
  2. Zaman Pertengahan
  3. Zaman Renaisans
  4. Linguistik Struktural
  5. Fedinand de Saussure
  6. Aliran Praha
  7. Aliran Glosematik
  8. Alran Firthian
  9. Linguistik Sistemik
  10. Linguistik Takmemik
  11. Linguistik Kasus ( Tata Bahasa Kasus )
  • Linguistik Transformasi Generatif
  1. Linguistik Relasiona

 

Leave a comment